Disisni saya akan menjelaskan harapan pemilu 2014 yang menyangkut dengan Character Building, kita kan udah diajarkan tentang karakter seseorang, disini kita lihat dari segi Ekpolsosbudag :
mudahan bermanpaat untuk anda
Pelaksaan
pemilu di Negara Indoensia memang bukan untuk pertama kali. Meski demikian,
banyak pelaksanaan pemilu yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Salah satunya pelanggaran pemilu yang terus bertambah.
Harapan
saya untuk pemilu sekarang dari segi:
1.
Ekonomi
Pelaksaan
ekonomi tidak menghabiskan anggaran negara itu yang pertama. Lalu hasil pemilu,
misalnya untuk pemilu legislativ, wakil rakyat yang duduk dikursi parlemen ini
benar-benar memperhatikan kesejahteraan rakyat bukan kesejahteraan diri sendiri
dan golongan saja. Tidak bisa dipungkiri, tikus berdasi kian banyak yang duduk
di kursi mahal pemerintahan Indonesia.
2.
Politik
Pelaksanaan
pemilu tidak sarat akan kepentingan politik. Semua harus dilakukan secara
obyektif. Tidak ada kepentingan hitam di atas putih. Semau harus dilakukan
secara transparan.
Kampanye
jujur tidak ada serangan fajar. Tidak ada ancaman atau hal-hal lain yang
bertujuan memperoleh kemenangan mutlak dengan cara kotor.
3.
Sosial
Dari
segi sosial, politik mampu memberikan perubahan yang berarti dan benar-benar
menunjukkan demokrasi yang sesungguhnya. Karena jika dilihat secara seksama
pelaksanaan pemilu lebih cenderung digunakan sarana kompetisi perebutan kekuasaan.
4.
Budaya
Pemilu merupakan salah satu contoh dari pelaksanaan budaya
politik yang ada di Indonesia. Pengertian dari budaya politik itu sendiri
adalah pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan
administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma
kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya.
Harapan saya, masyarakat Indonesia dapat berperan aktif dalam
pelaksanaan pemilu sebagai wujud aspirasi.
5.
Agama
Dari
segi agama, pelaksanaan pemilu tidak dilakukan dengan menggunakan isu SARA.
Semua melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kewenangan yang dipikul
dan dijalankan sesuai dengan ajaran agama yang di anut. Namun, ada hal penting
lain yang kadang tidak diperhatikan. Yaitu, calon pemimpin yang berasal dari
kalangan mayoritas akan susah untuk mendapat kesempatan. Padahal belum tentu
mereka tidak bisa menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing apabila sudah
menjabat. Lagipula, agama itu kalau menurut pandangan saya adalah urusan
pribadi dengan Tuhannya. Bukan urusan umum. Memang menjalankan tugas dan
kewajiban harus sesuai ajaran Tuhan, tapi bukan berarti dalam jabatan itu agama
dibawa-bawa dan dijadikan alasan kelayakan untuk memegang jabatan.
Posting Komentar