SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA BALKAR AGAMAKU
Politik    Sosial    Budaya    Ekonomi    Wisata    Hiburan    Sepakbola    Kuliner    Film   
Home » » Psikologi Pendidkan tentang Gangguan Belajara Pada Anak

Psikologi Pendidkan tentang Gangguan Belajara Pada Anak

Posted by SUARA BALKAR on Rabu, 25 Juni 2014



                 



             
              
           A.  Gangguan belajar pada anak dipengaruhi oleh :

1.      Gangguan indra adalah secara fisik/ jasmani
Gangguan pengelihatan : adalah murid yang mengalami problem pengelihatan
 ( visual ) yang masih belum diperbaiki. Tetapi ada segelindir murid yang menderita gangguan visual serius dan dikatagorikan rusak pengelihatanya, ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak-anak yang menderita low vision punya jarak antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak harus menggunakan alat bantu seperti kaca mata atau kaca pembesar, anak yang buta secara edukasional tidak bisa menggunakan pengelihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pengelihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Banyak anak buta ini punya kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apalagi diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Murid yang menderita bermavam- macam ketidak mampu ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka (Boyles & Contadino, 1997).
2.      Gangguan pendengaran : gangguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak –anak biasanya lemah dalam kemapuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan oral dan pendekatan manual, pendekatan oral antara lain menggunakan metode embaca gerak bibir, speech reading ( menggunakan alat visual untuk mengajar membaca ). Sedangkat pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari ( finger spelling ), bahasa isyarat adalah system gerakan tangan yang melambangkan tangan. Pengejan jari adalah “ mengeja “ setiap kata yang menandai setiap huruf dari satu kata. Pendekatan oral dan manual dipakai bersama untuk mengajar murid yang mengalami gangguan pendengaran (Hallahann dan Kauffman 2000 ).


          B. Gangguan Fisik
1. Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang atau sendi. Tingkat keparahan gangguan ini bervariasi, gangguan oropdik bisa disebabkan oleh problem ( dalam kandungan ) atau perinatal ( menjelang atau sudah kelahiran ), atau karena penyakit atau kecelakan saat anak- anak. Dengan  bantuan alat adaptif dan teknologi pengobatan, banyak anak yang menderita gangguan ortopedik bisa berfungsi normal di kelas ( Boyles & Contadino, 1997 ).
2. Gangguan kejang- kejang  jenis ini yang paling kerap dijumpai adalah epilepsi, gangguan sarafyang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang – kejang. Epilepsy muncul dalam beberapa bentuk berbeda ( Barr, 2000,Resang, 2000). Dalam bentuknya yang paling umum, yang dinamakan absebt seizures, anak mengalami kejang – kejang dalam durasi singkat (kurang dari 30 detik), tetapi bisa terjadi beberapa kali sampai seratus kali dalam sehari. Dalam bentuk eplepsi lain yang disebut tonic-clonic, anak akan kehilangan kesadarannya dan menjadi kaku, gemeter, dan bertingkah aneh. Bila parah, tonic-clonic bisa berlangsung selama tiga sampai empat menit. Anak yang mengalami epilepsi biasanya dirawat dengan obat anti kejang, yang biasanya efektif dalam mengurangi gejala tapi tidak mengilangkan penyakitnya. Jika tidak sedang kambuh , penderitan gangguan ini akan berperilaku normal. Seorang anak baru ketahuan menderita epileksi di masa SMA setelah dia mengalami beberapa kali kecelakan saat belajar mengemudi. Satu satunya indikasi awal adalah dia mendapatkan nilai buruk dalam beberapa ujian dan dia mengatakan bahwa dia hanya menatap ujiannya itu. Gurunya beranggapan dia sedang melamun, tetapi waspadalah karena banyak melamun boleh jadi adalah tanda – tanda epilepsi ringan.
3. Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan ( biasnya nilai IQ –nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari –hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak-kanak, dan tidak dampak pada periode normal, dan keadan retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak (Zigler, 2002).

          C. Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan suara : Gangguan suara tampak dalam ucapan yang tidak jelas, keras, terlalu kencamg, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Suara anak-anak yang berbibir sumbing biasanya sulit dimengerti. Jika seorang anak berbicara dengan cara yang sulit dipahami, maka mintalah agar anak itu dibawa ke spesialis terapi bicara.
Gangguan Bahasa : Gangguan bahasa adalah kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak. Gangguan bahasa dapat menyebabkan problem belajar serius (Bernstein & Tiegerman- Farben, 2002). Perawatan oleh ahli terapi bahasa biasanya bisa memperbaiki gangguan bahasa si anak, namun problem ini biasanya tidak bisa hilang sama sekali (Goldstein & Hockenberger,1991). Gangguan bahasa mencakup tiga kesulitan :
·         Kesulitan menyusun pertanyan untuk memperoleh informasi yang diharapkan.
·         Kesulitan memahami dan mengikuti perintah lisan.
·         Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.

D. Kesulitan-kesulitan ini berkaitan dengan gangguan bahasa reseptif maupun ekspresif.

      Bahasa reseptif adalah penerimaan dan permahaman atas bahasa. Anak penderita gangguan bahasa reseptif akan kesulitan untuk menerima informasi. Informasi masuk tapi otak akan sulit untuk memprosesnya secara efektif, yang menyebabkan anak kelihatan cuek atau bengong saja. Setelah pesan diterima dan diinterpretasikan, otak perlu menyusun respons.

Bahasa ekspresif : berkaitan dengan kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa anak bisa dengan mudah memahami apa yang diucapkan orang lain, namun mereka kadang kesulitan untuk memberi tanggapan atau mengekspresikan pendapatanya. Problem dalam pembicaran ini adalah gangguan bahasa yang umum tertentu.

Sumber : Santrock, J.W.2010. Psikologi Pendikan edisi kedua. Jakarta: Kencana
Sumber : Harwell, J.M. 2001. Learning Disabilities Handbook. Jossey-Bass,San Francisco
Sumber :  Omrod, J.E. 2003. Educational Psychology.
Sumber : Develepoping Learners. (Omrod, 2003). Merrill Prentice Hall. New Jersey

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 SUARA BALKAR. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger